Sunday 30 August 2015

Surga dan Nama-nama Surga dan Calon Penghuninya

Surga dan Nama-nama Surga dan Calon Penghuninya - Surga adalah tempat kehidupan di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang hakiki dan abadi sebagai balasan bagi orang yang bertakwa, beriman dan beramal saleh , yang telah dijanjikan oleh Allah swt. Surga itu sesuatu yang belum pernah dialami selama di dunia oleh siapapun dan tidak dibayangkan keadaannya oleh pikiran dan gambaran dalam hati.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi sebagai berikut :
 
Artinya: :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda : Allah Ta’ala berfirman “ Aku telah menyediakan untuk hambaku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat mata dan belum pernah didengar telinga serta belum pernah tergoreskan dalam hati manusia (HR.Bukhari Muslim).

Surga adalah ganjaran yang luar biasa yang disediakan Allah SWT untuk hamba-hamba yang dicintai-Nya dan yang taat kepada-Nya. Surga adalah tempat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan, tanpa ada yang dapat mengurangi dan mengusik kesuciannya.

Surga itu tempat yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang bertakwa, sebagaimana firmannya dalam surat ali Imrãn ayat 133:
Artinya :
dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS. Ali Imron : 133 ).

 Surga dijanjikan Allah untuk orang-orang beriman dan beramal saleh, sebagaimana firmannya dalam surat al-Baqarah ayat 25
Artinya : "dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. .(Q.S. al Baqarah :25)".

Adapun nama-nama surga disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :

a. Surga ‘Adn (lihat Q.S. ar-Ra’d [13] : 22-24)
    Artinya :
    22. dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
    23. (yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
    24. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
b. Surga Na’îm (lihat Q.S.al-Waqi’ah [56] : 12)
    Artinya :
    12. berada dalam jannah kenikmatan.
c. Surga Ma’wa (lihat Q.S.as-Sajdah [32] : 19 )
    Artinya :
    Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.
d. Surga Firdaus (lihat Q.S.al-Kahfi [18] : 107)
    Artinya :
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,
e. Surga Dãrus-Salãm (lihat Q.S.al-An’am  : 127)
    Artinya :
    bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan
f. Surga Dãrul Khulud (lihat Q.S.al-Qaf [50] : 34)
    Artinya :
    masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan. (QS. Al-Qaf : 34)
g. Surga Dãrul Muqomah (lihat Q.S.al-Fatir [35] : 35)
    Artinya :
    yang menempatkan Kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya Kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". ( QS. Al-Fatir : 35 )
h. Surga Maqam Amîn ((lihat Q.S.ad-Dukhan [44] : 51)
    Artinya :
    Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, ( QS. Ad-Dukhan : 51 )

Nama-Nama Surga Dan Calon Penghuninya

Perihal nama-nama surga, tingkatan, dan para calon penghuninya ialah sebagai berikut:
1.  Surga Firdaus diciptakan oleh Allah SWT dari emas. Calon penghuninya dijelaskan dalam Surat 23/Al-Mukminun ayat 1- 11, ialah
    a.      orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
    b.      orang-orang yang memelihara sholat,
    c.      orang-orang yang berpaling dari pekerjaan yang sia-sia.
    d.      orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka
2.  Surga Adn diciptakan oleh Allah SWT dari intan putih. Calon penghuninya, ialah
    a)     Orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan Tuhan- nya, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan. (QS. 13IAr Ro’du: 22-24)
    b)     Orang yang bertaubat, beriman, dan beramal saleh. (QS. 19/ Maryam: 60-61)
    c)      orang-orang yang benar-benar bertakwa. (QS. 38/Shod: 49- 50)
3.  Surga Na’im diciptakan oleh Allah SWT dari perak putih. Calon penghuninya, ialah
    a.    orang-orang yang beriman dan beramal saleh (QS. 31/ Luqman: 8)
    b.    orang-orang yang bertakwa (QS. 68/Al-Qolam: 34)
4.  Surga Ma’wa diciptakan oleh Allah SWT dari zamrud hijau. Calon penghuninya, ialah:
    a.    orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT (QS. 53/An- Najm: 15)
    b.    orang-orang yang benar-benar beriman dan berawal saleh. (QS 32/As-Sajdah: 19)
    c.    orang-orang yang takut kepada kebesaran Allah SWT dan menahan diri dari hawa nafsu yang buruk. (QS.79/An- Nazi’at: 40-41)
5.  Surga Darussalam diciptakan oleh Allah SWT dari yakut merah. Calon penghuninya sebagaimana yang diterangkan dalam Surat Al-An’am ayat 127, ialah:
    a.    orang-orang yang kuat iman dan islamnya;
    b.    orang-orang yang memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena Al¬lah SWT.
6.  Surga Darul Muqomah diciptakan oleh Allah SWT dari permata putih. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang    kebaikannya amat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan.
7.  Surga Al-Maqomul Amin diciptakan oleh Allah SWT dari emas. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang keimanannya telah mencapai tingkat muttaqin, yakni orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah.
8.  Surga Khuldi diciptakan oleh Allah SWT dari marjan merah dan kuning. Calon penghuninya, ialah orang-orang     yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.     (QS. 25/Al-Furqon: 15)

Perihal nama-nama surga, tingkatan, dan para calon penghuninya ialah sebagai berikut:
1.  Surga Firdaus diciptakan oleh Allah SWT dari emas. Calon penghuninya dijelaskan dalam Surat 23/Al-Mukminun ayat 1- 11, ialah
    a.      orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
    b.      orang-orang yang memelihara sholat,
    c.      orang-orang yang berpaling dari pekerjaan yang sia-sia.
    d.      orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka
2.  Surga Adn diciptakan oleh Allah SWT dari intan putih. Calon penghuninya, ialah
    a)     Orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan Tuhan- nya, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan. (QS. 13IAr Ro’du: 22-24)
    b)     Orang yang bertaubat, beriman, dan beramal saleh. (QS. 19/ Maryam: 60-61)
    c)      orang-orang yang benar-benar bertakwa. (QS. 38/Shod: 49- 50)
3.  Surga Na’im diciptakan oleh Allah SWT dari perak putih. Calon penghuninya, ialah
    a.    orang-orang yang beriman dan beramal saleh (QS. 31/ Luqman: 8)
    b.    orang-orang yang bertakwa (QS. 68/Al-Qolam: 34)
4.  Surga Ma’wa diciptakan oleh Allah SWT dari zamrud hijau. Calon penghuninya, ialah:
    a.    orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT (QS. 53/An- Najm: 15)
    b.    orang-orang yang benar-benar beriman dan berawal saleh. (QS 32/As-Sajdah: 19)
    c.    orang-orang yang takut kepada kebesaran Allah SWT dan menahan diri dari hawa nafsu yang buruk. (QS.79/An- Nazi’at: 40-41)
5.  Surga Darussalam diciptakan oleh Allah SWT dari yakut merah. Calon penghuninya sebagaimana yang diterangkan dalam Surat Al-An’am ayat 127, ialah:
    a.    orang-orang yang kuat iman dan islamnya;
    b.    orang-orang yang memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena Al¬lah SWT.
6.  Surga Darul Muqomah diciptakan oleh Allah SWT dari permata putih. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang    kebaikannya amat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan.
7.  Surga Al-Maqomul Amin diciptakan oleh Allah SWT dari emas. Calon penghuninya, ialah orang-orang yang keimanannya telah mencapai tingkat muttaqin, yakni orang-orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah.
8.  Surga Khuldi diciptakan oleh Allah SWT dari marjan merah dan kuning. Calon penghuninya, ialah orang-orang     yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. (QS. 25/Al-Furqon: 15)
 
Begitulah kiranya share kali ini mengenai Surga dan Nama-nama Surga dan Calon Penghuninya, untuk share sebelumnya adalah Syafa'at. trimakasih

Syafa'at

Syafa'at - Jumpa lagi di berbagi ilmu yang tak henti-hentinya share ilmu kepada rekan" semua, untuk share sebelumnya udah pada liat kan??? yang belum liat share sebelumnya mengenai Qishas dan Shirat. membahas mengenai share kali ini yang yaitu syafa'at.

Syafa'at - Ketika bencana pada situasi itu dirasa semakin berat oleh manusia, mereka mencari orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi yang dapat member syafaat supaya mereka segera memasuki tahap penghisaban dan lepas dari kesusahan dan kesengsaraan yang mereka alami.

Menurut bahasa syafa’at adalah penolong sedangkan menurut istilah ialah meminta dihapuskannya dosa dan kesalahan seseorang. Seorang yang diterima syafa’atnya dinamai musyaffa’ dan yang menerima syafa’at dikatakan musyaffi’.
Jadi maksud syafa’at adalah meminta pertolongan kepada orang yang dekat untuk memintakan kebebasan hukuman kepada yang berkuasa menjatuhkan hukuman.

Syafa’at ini,dibagi menjadi dua yaitu Syafa’at dunia dan Syafa’at akhirat.
Syafa’at didunia dengan maksud Rasulullah SAW memberikan syafa’atnya kepada semua orang mukmin didunia.
Syafa’at Rasulullah SAW. Di dunia sebagaimana firman Allah SWT ;
Artinya :
Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya[313] datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nisa : 64)

Dan Firman Allah SWT menjelaskan tentang syafa’at ;
Artinya :
“..... Maka ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.” ( QS. Ali ‘Imran : 159)

Segala do’a yang dilakukan untuk seseorang, baik dalam shalat jenazah atau lainnya semuanya dinamai syafa’at. Syafa’at seperti terdapat pada Nabi-nabi yang lain, malaikat-malaikat dan orang-orang yang beriman.

Syafa’at Nabi-nabi lain, seperti syafa’at Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Yusuf : 97-98 :
Artinya :
97. mereka berkata: "Wahai ayah Kami, mohonkanlah ampun bagi Kami terhadap dosa-dosa Kami, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)".
98. Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Yusuf : 97-98)

Allah SWT berfirman tentang syafa’at malaikat diantaranya ;
Artinya :
dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang. ( QS.Asy-Syura : 5 )

sedangkan syafa’at orang mukmin, sebagaimana firman Allah SWT ;
Artinya :
"Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS.Al-Hasyr : 10)

Syafa’at Nabi Muhammad SAW, di hari kiamat ;

Syafa’at Nabi Muhammad SAW, pada hari kiamat, adalah salah satu dari keyakinan kita yang berhubungan dengan iman akan hari akhirat pula, ialah beriman bahwa di sana nanti Nabi Muhammad SAW, akan memberikan syafa’at kepada umatnya. Dan syafa’at itu kita mengimankannya berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :
Artinya :
“Saya permulaan orang yang memberi syafa’at dan yang diterima syafa’atnya (HR.Muslim)

Nabi Muhammad SAW. Memberikan syafa’at, yaitu yang memohonkan kepada Allah SWT akan melekaskan urusan hisab dan itulah yang dinamai syafa’at kubra. Syafa’at yang lain seperti syafa’at terhadap mereka yang mesti masuk neraka, agar jangan jadi dimasukan atau terhadap mereka yang telah masuk neraka, agar dikeluarkan.

Adapun beberapa hadits yang menerangkan, bahwa isi makhsyar akan meminta syafa’at kepada Nabi di hari kiamat. Di antara hadits yang menerangkan demikian adalah hadits yang diberikan oleh Annas (Shahih Muslim I:84), dari Nabi Muhammad SAW. Sabdanya : “Allah SWT mengumpulkan manusia pada hari kiamat, maka tergeraklah hati mereka untuk meminta syafa’at, lalu mereka berkata : apakah tidak lebih baik kita meminta syafa’at kepada seseorang, agar ia meminta kepada Allah SWT melepaskan kita dari kesusahan yang berlarut-larut ditempat ini? Maka merekapun datang kepada Adam AS, mereka berkata kepadanya : Hai ayah segala manusia, Allah SWT telah menjadikan engkau dengan kekuasaanNya dan meniup pada engkau ruhNya dan menyuruh malaikat bersujud, maka Adam AS menjawab : saya tidak dapat memenuhi hajatmu ini, dan lalu ia menerangkan kesalahannya, kemudian Adam AS, berkata : Pergilah kamu kepada Nabi Nuh AS. Nabi Nuh AS juga menolak permintaan mereka dengan menyebut akan kesalahannya. Nabi Nuh AS menyuruh mereka pergi kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS juga menolak serta menyebut permintaannya kepada Allah SWT, dan Nabi Ibrahim menyuruh mereka pergi kepada Nabi Musa AS. Nabi Musa AS menyuruh mereka pergi kepada Nabi Isa AS. Nabi Isa AS juga menolak, dan menyuruh kepada mereka untuk mendapati nabi Muhammad SAW. Mendengar permintaan itu, ia pun meminta izin akan memajukan permintaan. Setelah keizinan diperoleh, Nabi Muhammad SAW bersujud.”

Setelah beberapa lama bersujud, datanglah perintah Allah SWT menyuruh mengangkat kepalanya dan memohon. Nabi Muhammad SAW pun memohon, kemudian ditentukan mereka yang mendapat syafa’at itu, lalu memohon lagi sehingga empat kali. Setelah itu Nabi Muhammad SAW berkata : Tak ada lagi dalam neraka, kecuali mereka yang wajib kekal di dalamnya.” (HR.Muslim)

Tentang syafa’at, ada golongan yang menafikan (meniadakannya), adalah mereka berpendapat bahwa tidak sekali-kali membenarkan adanya syafa’at. Pendapat ini berdasarkan QS. Al-baqarah 48 ;
Artinya :
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” (QS. Al-baqarah 48)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
Di samping itu juga, bahwa di akhirat nanti tidak ada jalan untuk tolong-menolong, sebab masing-masing harus menjalani pemeriksaan, bersama-sama dengan yang lainnya. Pada hari itu permohonan tidak akan diterima permintaan ampun atau taubat tidak ada artinya lagi, karena pintu taubat sudah tertutup, permintaan dibebaskan dosanya dengan tebusan (andaikata dapat menebus) pasti tidak akan berhasil, dan segala rupa pembelaan dengan maksud untuk membebaskan siksa neraka, tidak akan dapat dimajukan, kecuali dengan iman dan amalnya masing-masing.

Adapun golongan yang menggap adanya syafa’at, adalah menyatakan bahwa ayat 48 dalam surat al-baqarah ini, maksudnya ditujukan kepada Bani Israil (yahudi), maka lafadz “nafsun ‘an nafsin”, “nafsun = seorang” yang pertama maksudnya orang mu’min, sedang “nafsin= seorang lain”. Yang kedua maksudnya orang kafir. Dengan demikian orang kafir tidak akan dapat menerima syafa’at dari siapapun, sebagaimana firman Allah SWT;
Artinya :
 “Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah” (QS.Al-Anbiya’:28)

Dalam ayat di atas menjelaskan Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir., syafa'at yang baik Ialah: Setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang Muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan. syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.

Setelah kita memahami soal syafa’at dari pendapat-pendapat para ulama dan umaro, maka akhirnya kita hanya dapat menyatakan bahwa syafa’at adalah merupakan suatu keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yang dikehendakinya, sedangkan syafa’at tersebut tidak akan merubah ilmu dan irodah Allah SWT dari azalinya, dan mengenai hakekat dan caranya, Allah SWT sendiri yang lebih tahu lagi kuasa.

Begitulah kiranya mengenai Syafa'at, sekian trimakasih.

Qishas dan Shirat

Qishas dan Shirat - ketemu lagi dengan berbagi ilmu, yang belum tau untuk share sebelumnya, share sebelumnya yaitu mengani Mizan (Penimbangan Amal Baik & Buruk), nah untuk share kali ini yaitu Qishas dan Shirat.

Qishas  

Pada hari kiamat nanti, hukum yang adil akan menuntut qishas atas nama yang dzalim, bagi yang di dzaliminya, sehingga tidak ada lagi perbuatan dzalim yang tersisa. Orang yang menuduh orang lain berzina, pada hari kiamat nanti akan dihad jika tuduhannya itu bohong.

Pada hari kiamat, harta kekayaan dan modal manusia adalah kebaikan-kebaikannya. Jika seseorang pernah mendzalimi orang lain, mereka yang didzalimi akan mengambil kebaikannya sebanyak kedzaliman yang ia lakukan kepada mereka. Jika ia tidak memiliki kebaikan atau kebaikannya sudah habis, maka keburukan (dosa) orang yang didzalimi diambil dan dibebankan kepadanya.

Semua amal perbuatan manusia selama di dunia akan mendapatkan balasan dari Allah sekecil apapun amal itu. Orang yang berbuat baik sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya akan mendapat balasan baik berupa surga dengan segala kenikmatannya dan kekal di dalamnya. Sebaliknya orang yang selama hidupnya banyak melakukan keburukan, inkar (kufur) terhadap Allah, atau berbuat kesyirikan mereka akan mendapatkan balasan siksa neraka. Mereka akan diberi makan buah zaqqum (buah yang paling buruk, rasanya pahit, busuk, dan berduri). Minumannya air panas mendidih yang berasal dari nanah. Makanan dan minuman di neraka tidak pernah mengenyangkan dan tidak pernah menghilangkan dahaga. Bahkan mereka akan terus merasa dahaga.


Shirat

Shirath secara bahasa berarti jalan yang terang (jelas), sedangkan menurut syariat berarti jembatan yang dibentangkan di atas neraka jahanam, yang didatangi oleh orang-orang terdahulu dan terkemudian. Shirath merupakan jembatan antara surga dan neraka.

Shirath adalah jembatan yang melintang di atas Neraka Jahannam, dan akan dilewati semua orang, dan selamatlah kaki-kaki orang mu'min yang taat. Namun diantara mereka ada yang melewatinya dengan cepat laksana kilat, ada yang seperti kuda dan ada pula yang pelan-pelan. Tetapi orang kafir dan orang mu'min yang durhaka tidak bisa selamat darinya, mereka semua terjatuh dalam Neraka. Dan tidak aneh jika ada seseorang yang bisa melewatinya karena pertolongan Allah SWT, sebagaimana Allah SWT mampu membuat seekor burung terbang di angkasa. Allah SWT berfirman dalam surat Mariam ayat 71-72 :
Artinya :
71. dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
72. kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam Keadaan berlutut.

RasulullahSAWbersabda:
"Diriwayatkan dari Shahabat Anas RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: sesungguhnya di atas Jahannam ada jembatan yang lebih kecil/ lembut dari pada rambut dan lebih tajam dari pada pedang, di atas jembatan searah dengan surga, ada tempat bernama Dahdl (tempat terpelesetnya para penghuni Neraka), yang di sekitarnya terdapat Kalaalib (duri-duri yang menggorek para penghuni Neraka)……."

Secara umum disepakati adanya shirath yaitu jembatan yang dibentangkan diatas neraka jahanam. Yang lebih tajam daripada pedang dan lebih kecil dari rambut. Pemahaman secara literal ini ditentang oleh kaum Mu’tazilah karena tidak mungkin jembatan semacam itu disebrangi, kalau memang mungkin berarti mengandung siksaan padahal tidak ada siksaan bagi orang-orang mukmin dan saleh pada hari kiamat. Menurut mereka, shirath adalah jalan menuju surga, sebagaimana diisyaratkan dalam firman Allah, surat Muhammad ayat 5:
Artinya :
“Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki Keadaan mereka,”

Dan jalan menuju neraka, sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firman-Nya surat ash-Shaffat ayat 23:
Artinya :
23. selain Allah; Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.


Demikian penjelas mengenai Qishas dan Shirat yang dapat (berbagi ilmu) share. sekian trimakasih

Thursday 27 August 2015

Mizan (Penimbangan Amal Baik & Buruk)

Mizan (Penimbangan Amal Baik & Buruk) - Setelah Catatan Amal Perbuatan Manusia di Dunia kini berbagi ilmu akan mensharing tentang Mizan (Penimbangan Amal Baik & Buruk).

Mizan, yaitu hari penimbangan amal baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia selama hidup di dunia. Apabila timbangan amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya, ia akan memperoleh balasan berupa kesenangan hidup di surga. Sebaliknya apabila timbangan amal buruknya lebih berat dari amal baiknya, maka ia akan merasakan kesengsaraan.

Di hari itu mizan akan di tegakkan untuk menimbang amal perbuatan manusia. Al Qurthubi mengatakan, setelah hisab (perhitungan) selesai, berikutnya adalah penimbangan amal perbuatan. Karena penimbangan untuk menentukan balasan, maka harus dilakukan setelah penghitungan. Hisab untuk menilai amal perbuatan dan mizan untuk mengetahui kadar amal agar balasannya setimpal.
Firman Allah dalam surat al-Anbiya’ : 47:
Artinya :
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.”

Menurut ahlussunnah mizan adalah timbangan yang hakiki. Tempat amal perbuatan manusia ditimbang. Tetapi Mu’tazilah dan sebagian ahli sunnah yang lain menolak pendapat ini.

Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang ditimbang pada hari kiamat, ada beberapa pendapat yaitu :
1. Yang ditimbang pada hari itu adalah amal perbuatan itu sendiri. Amal berwujud secara fisikal dan diletakkan di timbangan. Banyak nas yang menunjukkan bahwa amal-amal perbuatan pada hari kiamat nanti akan di datangkan dalam bentuk yang hanya Allah yang mengetahuinya.
2. Yang ditimbang adalah manusia, orang yang melakukan perbuatan. Banyak nas yang mengatakan bahwa manusia akan ditimbang pada hari kiamat. Berat atau ringannya tergantung kadar keimanan mereka, bukan berdasarkan tubuh mereka atau banyaknya daging dan lemak di tubuh mereka.
3. Yang ditimbang adalah lembaran-lembaran catatan amal perbuatan manusia.

Banyak ulama yang berpendapat tentang amalan yang dapat memberatkan timbangan. Amalan yang paling berat ketika ditimbang adalah akhlak yang baik. Dari Abu Darda,diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya yang paling berat dalam timbangan seorang hamba pada hari kiamat adalah akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah membenci perbuatan keji dan kotor.” (H.R. at Tirmidzi)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah bersabda: “ Dua kalimat yang ringan diucapkan, berat ditimbangan dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah) : Subhanallah wabihamdihi dan Subhanallah al-‘Azhiem.

Demikin mengenai Mizan (Penimbangan Amal Baik & Buruk), goodbye.

Catatan Amal Perbuatan Manusia di Dunia

Catatan Amal Perbuatan Manusia di Dunia - Melanjutkan pada sharing yang sebelumnya mengenai Pertanggung Jawaban Amal Perbuatan pada Hari Kiamat, nah kali ini adalah menimbang mengenai Catatan Amal Perbuatan Manusia di Dunia. 

Catatan Amal Perbuatan di akhir penghisaban, setiap hamba akan diberi buku catatan amal perbuatan, yang berisi catatan lengkap seluruh amal perbuatan yang telah ia lakukan di dunia. Mereka akan menerima buku dengan cara yang berbeda-beda.
Orang mukmin akan menerima buku dengan tangan kanannya dari arah depan. Ia akan dihisab dengan mudah dan kembali kepada keluarganya di surga dengan gembira. Digambarkan dalam firman Allah, surat al Insyiqaq ayat 7- 9 :
Artinya :
7. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,
8. Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,
9. dan Dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.

Ketika orang mukmin melihat ketauhidan dan amal saleh yang tercatat dalam bukunya ia merasa bahagia dan gembira. Ia akan mengungkapkan kegembiraannya dengan suara yang lantang. Digambarkan dalam surat al Haqqah ayat 19 – 24 :
Artinya :
19. Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)".
20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa Sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
22. dalam syurga yang tinggi,
23. buah-buahannya dekat,
24. (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".

Orang-orang kafir, orang-orang munafik dan orang-orang yang sesat diberi kitab dari sebelah kiri dan dari arah belakang. Ketika itu mereka akan meratapi diri dan menyesali semua yang telah terjadi.

Ketika hamba-hamba telah menerima kitab mereka masing-masing, kepada mereka dikatakan, seperti yang diterangkan dalam surat al Jatsiyah ayat 29 
Artinya :
29. (Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan".

hanya inilah yang dapat (berbagi ilmu) share mengenai Catatan Amal Perbuatan Manusia di Dunia. trimakasih waktunya, keep sharing ya sobat.

Pertanggung Jawaban Amal Perbuatan pada Hari Kiamat

Pertanggung Jawaban Amal Perbuatan - Selamat jumpa lagi dengan (berbagi ilmu), yang tentunya akan sharing tentang ajaran ajaran dalam islam, sudah liat share yang sebelumnya kan? yang mengenai Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya, kalo sudah selamat menikmati share kali ini yaa..

Allah SWT menghadapkan hamba-hamba-Nya dan mengungkapkan kepada mereka perbuatan yang telah mereka lakukan dan perkataan yang telah mereka ucapkan. Allah beberkan keimanan dan kekufuran, kelurusan dan penyimpangan, serta ketaatan dan kemaksiatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Kemudian Allah menunjukkan pahala dan siksa yang mereka peroleh atas perbuatan mereka itu. Dan mereka harus mempertanggungjawabkan semua itu, inilah yang kemudian dikenal dengan yaumul hisab.

Hisab, yaitu hari penghitungan amal baik dan buruk yang dilakukan manusia selama hidup di dunia. Semua manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya.
Firman Allah dalam surat al-Insyiqãq ayat 8  :
Artinya : 
“Maka Dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,” (Q.S. al Insyiqaq :8)

Pada peristiwa hisab itu, para rasul didatangkan untuk dimintai pertanggungjawaban tentang amanat yang Allah titipkan kepada mereka, yaitu menyampaikan wahyu Allah kepada orang-orang tempat mereka diutus. Merekapun member kesaksian atas hal yang mereka ketahui tentang kaum mereka.

Hamba-hamba yang akan dihisab dalam peradilan agung, oleh Allah didatangkan dan dihadapkan dengan berbaris-baris, seperti diterangkan dalam firman Allah, surat al Kahfi ayat 48 :
Artinya : 
“ Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian."

Orang-orang yang berdosa, yaitu orang-orang yang mendustakan para Rasul, ingkar kepada Tuhan, dan berlaku sombong di bumi, didatangkan dalam keadaan dirantai. Karena ketakutan mereka bertekuk lutut, ketika menunggu panggilan untuk dihisab. Dijelaskan dalam surat Ibrahim ayat 49-51:
Artinya :
49. dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.
50. pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka,
51. agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.

Surat al Jatsiyah ayat 28 :
Artinya :
28. dan (pada hari itu) kamu Lihat tiap-tiap umat berlutut. tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. pada hari itu kamu diberi Balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.

Penghisaban manusia dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian manusia masuk surga tanpa hisab, yaitu kelompok kecil yang jumlahnya tidak melebihi 70 ribu. Mereka adalah orang-oorang terbaik yang telah mencapai puncak dalam hal keimanan, ketaqwaan, kebaikan dan jihad. Sebagian yang lain, dihisab dengan hisab yang mudah. Mereka tidak dihisab secara mendetail, tidak diintrogasi tetapi hanya ditunjukkan dosa-dosa mereka kemudian diampuni. Sebagian yang lain lagi, mengalami penghisaban yang sulit. Mereka adalah orang-orang kafir yang berdosa, menyekutukan Allah, ingkar kepada utusan Allah dan melanggar syri’at. Orang mukmin yang banyak melakukan masiatpun akan menjalani hisab yang lama dan sulit, karena banyaknya dosa yang mereka lakukan.  


itulah yang dapat (berbagi ilmu) share tentang Pertanggung Jawaban Amal Perbuatan. sekian trimakasih.

Thursday 12 February 2015

Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya

Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnya . sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Pengertian Kiamat . langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!

a. Ba’ats

Yang dimaksud dengan al ba’ats  (kebangkitan) adalah kembali secara jasmani (berjasmani), penghidupan kembali manusia di hari kiamat.

Ba’ats yaitu hari dibangkitkannya seluruh umat manusia sejak zaman Nabi Adam as hingga manusia terakhir dari alam kubur. Peristiwa ini terjadi setelah Allah memerintahkan Malaikat Isrofil meniup sangkakala, dan kembalilah roh-roh ke jasadnya masing-masing, lalu bangkitlah manusia menghadap Tuhan.
Firman Allah dalam surat az-Zumar ayat 68;
Artinya :  
 “Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”

Firman Allah dalam surat Yaasin ayat 51-53;
Artinya :  
51. dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.
52. mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).
53. tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, Maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan kepada kami.

Firman Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 6;
Artinya :
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, Padahal mereka telah melupakannya. dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu.

Allah menghidupkan kembali hamba-hamba-Nya. Tetapi dalam hal-hal tertentu mereka diciptakan secara berbeda-beda sesuai dengan keadaan mereka ketika di dunia. Salah satu perbedaan itu ialah mereka tidak mati-mati, betapapun mereka di siksa, mereka dapat melihat apa saja yang dahulu mereka tidak bisa lihat, seperti melihat malaikat, jin dan hal-hal yang hanya Allah saja yang tahu.

b. Hasyr 

Hasyr adalah, hari berkumpulnya seluruh umat manusia sejak manusia pertama hingga manusia paling akhir setelah mereka dibangkitkan dari alam kubur. Pada hari tersebut matahari didekatkan sehingga panasnya akan terasa menyiksa bagi manusia yang tidak beriman dan buruk amalnya. Sedangkan orang beriman yang baik amalnya akan mendapatkan naungan/ perlindungan dari AllahSWT Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 22 ;
   
Artinya :
“Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) kami?". (QS. al-An’am : 22)

Penghimpunan atau pengumpulan ini mencakup orang-orang terdahulu dan orang-orang kemudian. Seperti diterangkan dalam surat al Waqi’ah ayat 49-50 :

Artinya :  
49. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,
50. benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.

Kekuasaan Allah meliputi seluruh hamba-Nya. Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah. Bagaimanapun hancurnya manusia, Allah akan mendatangkannya, walaupun ia hancur di ruang angkasa, terpendam dalam perut bumi, diluluh lantahkan hewan pemangsa atau ikan-ikan di laut, semua bagi Allah sama.

Manusia dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki, tidak berpakaian, dan tidak di khitan. Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa Nabi bersabda : ”Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki, telanjang badan dan tidak di khitan, kemudian Nabi membaca surat al Anbiya ayat 104 :
   
Artinya :
“ (yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.”


c. Mauqif 

Mauqif secara bahasa berarti tempat berhenti. Manusia akan dibangunkan dari kuburnya (dari kematian) pada hari kiamat sebagaimana tubuh kita sekarang, tetapi tidak berpakaian, tidak memakai sandal, alam ini dinamakan alam makhsyar. Alam ini tidak berlantai tanah, tetapi lantainya bagaikan perak yang berkilau, dan matahari hanya 7 hasta diatas kepala dan tidak ada tempat berteduh, pohon atau bangunan apapun.

Manusia berdesak-desakkan, untuk menginjakkan kaki ke lantai mereka berebut karena terlalu banyaknya manusia, dengan panasnya berdesakan dan panasnya terik matahari diatas kepala, maka manusia akan terendam oleh keringatnya masing-masing tergantung amal berbuatan manusia di dunia. Ada yang sebatas tungkak, sebatas leher, bahkan ada yang tenggelam.

Dalam keadaan hiruk pikuk manusia seperti ini, Allah memerintahkan kepada api untuk menggiring manusia menuju mauqif. Mauqif ini tempat pengadilan Allah yang sangat adil, untuk menimbang amal perbuatan manusia dan menentukan tujuan tempat akhir, surga atau neraka.

Demikianlah Ba’ats, Hasyr dan Mauqif serta Hikmahnyat , mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 

Pengertian Kiamat

Pengertian Kiamat - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Pengertian Kiamat . sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!


Pengertian Kiamat

Kiamat adalah hari akhir kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia yang harus kita percayai kebenaran adanya, yang menjadi jembatan untuk menuju ke kehidupan selanjutnya di akhirat yang kekat abadi.

 Akan datang suatu hari ketika Allah yang Maha hidup mengakhiri kehidupan dan membinasakan makhluk-makhluk hidup, sebagai bukti kebenaran firman-Nya:
- Q.S. ar Rahman : 26-27
Artinya :  
26. semua yang ada di bumi itu akan binasa.
27. dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

- Q.S. al Qashash : 88
Artinya :  
 “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”


Kemudian datang waktu di mana Allah mengembalikan dan membangkitkan hamba-hamba-Nya, lalu membawa mereka ke hadapan-Nya dan meminta pertanggung jawaban mereka atas perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan.

Iman kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang ke lima. Kiamat di bedakan menjadi dua, kiamat besar (kubro) dan kiamat kecil (sughro). Kiamat sughro adalah maut. Setiap orang yang mati, berarti telah terjadi kiamatnya. Sedangkan kiamat kubro adalah akhir dari kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia.

Tentang kapan waktu kiamat akan datang, tidak seorangpun yang mengetahuinya. Suatu hari Rasulullah ditanya tentang kapan kiamat terjadi. Beliau menjawab, “tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya”. Yang bertanya adalah Malaikat Jibril yang menyamar sebagai seorang laki-laki.

Manusia seringkali bertanya-tanya, mengenai waktu kiamat. Mereka seringkali bertanya kepada Rasulullah, dan datanglah jawaban dari zat yang menurunkan Al Qur’an bahwa sesungguhnya kiamat itu adalah hal gaib, dan waktu terjadinya kiamat adalahsalah satu ilmu khas Allah. Firman Allah dalam Q.S. al Ahzab : 63 dan Q.S. an Nazi’at : 42-45
Artinya : 
“ sebagai sunnah Allah yang Berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah.”

Artinya :  
42. (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?
43. siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?
44. kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).
45. kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)

Diantara tanda-tanda kiamat adalah diutus dan wafatnya Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim, Sahal ibnu Sa’ad berkata, “Rasulullah bersabda: Diutusnya aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (sambil menunjuk pada jari tengah dan jari telunjuknya). Tanda-tanda kiamat di bagi menjadi tiga yaitu yang telah terjadi, masih berlangsung dan belum terjadi (akan terjadi).
a. Tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi :
- Diutus dan wafatnya Rasululloh
- Terbelahnya bulan
- Api Hijaz menerangi punuk onta di Bashrah
- Terhapusnya Jizyah dan pajak.

b. Tanda-tanda kiamat yang masih berlangsung dan mungkin teulang lagi :
- Penaklukan dan Peperangan
- Munculnya Dajjal-dajjal yang mengaku Nabi
- Fitnah-fitnah
- Menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya
- Rusaknya kaum muslimin
- Hamba sahaya melahirkan tuannya, orang yang tak beralas kaki, serta pengembala berlomba-lomba membangun gedung
- Konspirasi bangsa-bangsa kepada umat Islam
- Bencana Khasaf, Qadhaf dan Masakh
- Melimpahnya harta
- Ucapan salam hanya kepada yang dikenal, meluasnya perdagangan dan putusnya silaturrahmi
- Guncangnya nilai-nilai
- Polisi akhir zaman bersikap kejam

c. Tanda-tanda kiamat yang belum terjadi :
- Jazirah Arab kembali sarat dengan kebun-kebun dan sungai-sungai
- Bulan terlihat membesar
- Binatang buas dan benda mati dapat bicara
- Sungai Efrat menyingkap gunung emas
- Keluarnya kekayaan alam yang terpendam di perut bumi
- Kaum Muslim terkepung di Madinah
- Jahjah menjadi raja
- Fitnah al Ahlas, fitnah orang bodoh dan fitnah orang yang lebih bodoh
- Munculnya al Mahdi

Selain tanda-tanda di atas (tanda-tanda kecil), ada tanda-tanda besar yang menunjukkan bahwa kiamat telah dekat. Jika muncul tanda-tanda itu berarti kiamat sudah berada di ambang pintu. Tanda-tanda besar terjadi secara bergantian dan tidak terputus oleh waktu. Bagaikan kalung tasbih, yang apabila benangnya putus, setelah biji pertamanya jatuh maka biji-biji yang lain segera berjatuhan. Tanda-tanda besar tersebut adalah :
1. Kabut
2. Fitnah dajjal
3. Turunnya Isa al Masih
4. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj
5. Hapusnya Islam, hilangnya Al Qur’an dan musnahnya orang-orang sholeh
6. Manusia kemmbali kepada kejahiliahan dan penyembahan berhala
7. Penghancuran Ka’bah oleh Dzussuwaiqatain
8. Matahari terbit dari barat
9. Keluarnya binatang melata

10. Api yang menghimpun manusia

Demikianlah Pengertian Kiamat , mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 

Wednesday 11 February 2015

Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam

Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam. sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Aqidah pada Masa Sahabat. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!

Faktor-faktor Timbulnya Aliran-aliran Ilmu Kalam

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian yang bernuansa politik dan historis dalam timbulnya aliran-aliran ilmu kalam dalam Islam dapat di kelompokan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Faktor internal

Yaitu faktor yang muncul dari dalam umat islam sendiri yang dikarenakan:
a. Adanya pemahaman dalam islam yang berbeda perbedaan ini terdapat dalam hal pemahaman ayat Al-Qur’an, sehingga berbeda dalam menafsirkan pula. Mufasir satu menemukan penafsiranya berdasarkan hadist yang shahih, sementara mufasir yang lain penafsiranya belum menemukan hadist yang shahih. Bahkan ada yang mengeluarkan pendapatnya sendiri atau hanya mengandalkan rasional belaka tanpa merujuk kepada hadist
b. Adanya pemahaman ayat Al-Qur’an yang berbeda para pemimpin aliran pada waktu itu dalam mengambil dalil Al-Qur’an beristinbat menurut pemahaman masing-masing
c. Adanya penyerapan tentang hadis yang berbeda penyerapan hadist berbeda, ketika para sahabat menerima berita dari para perawinya dari aspek “matan” ada yang disebut hadist riwayah (asli dari Rasul) dan diroyah (redaksinya disusun oleh para sahabat), ada pula yang di pengaruhi oleh hadist (isra’iliyah), yaitu: hadist yang disusun oleh orang-orang yahudi dalam rangka mengacaukan islam
d. Adanya kepentingan kelompok atau golongan kepentingan kelompok pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu aliran, sangat jelas, dimana syiah sangat berlebihan dalam mencintai dan memuji Ali bin Abi Thalib, sedangkan khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya.
e. Mengedepankan akal Dalam hal ini, akal di gunakan setiap keterkaitan dengan kalam sehingga terkesan berlebihan dalam penggunaan akal, seperti aliran Mu’tazilah.
f. Adanya kepentingan politik kepentingan ini bermula ketika ada kekacauan politik pada zaman Ustman bin Affan yang menyebabkan wafatnya beliau, kepentingan ini bertujuan sebagai sumber kekuasaan untuk menata kehidupan. 
g. Adanya beda dalam kebudayaan orang islam masih mewarisi yang di lakukan oleh bangsa quraish di masa jahiliyah. Seperti menghalalkan kawin kontrak yang hal itu sebenarnya sudah di larang sejak zaman Rasulullah. Kemudian muncul lagi pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib oleh aliran Syi’ah.

2. Faktor eksternal

    Faktor ini muncul dari luar umat Islam, yaitu
  
a. Akibat adanya pengaruh dari luar Islam. 
   Pengaruh ini terjadi ketika munculnya aliran syi’ah yang  muncul  karena propaganda seseorang yahudi yang mengaku Islam, yaitu Abdullah bin Saba

b. Akibat terjemahan filsafat yunani 
   Buku-buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat juga ada sisi negatifnya bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat tentang akidah dan syariat Islam. Sehingga terdapat keinginan oleh umat islam untuk membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi islam.

Demikianlah Faktor - faktor Timbulnya Aliran - aliran Ilmu Kalam , mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 


Aqidah pada Masa Sahabat

Aqidah pada Masa Sahabat - hey jumpa lagi di Berbagi Ilmu, udah lama nih ga berbagi, hehe nah mumpung ketemu Berbagi ilmu mau share ilmu lagi nih, kali ini tentang ilmu tentang Aqidah pada Masa Sahabat. sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Aqidah pada Masa Nabi Muhamnad S.A.W. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!


Aqidah pada Masa Sahabat

Khulafa al Rasyidin sebagai sahabat-sahabat yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad, Kiranya pantas untuk dijadikan sebagai rujukan saat kita akan melaksanakan sesuatu di pengangkatan khalifah, system pemerintahan, pengelolaan administrasi, hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Pada masa sahabat, pembahasan masalah-masalah aqidah belum muncul. Mereka masih merumuskan ajaran aqidah sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan mereka melakukan pemahaman ayat-ayat dengan makna apa adanya, tanpa memberikan penta’wilan. Oleh sebab itu, selama kurang lebih dua dekade (Abu Bakar dan Umar bin Khattab) ini, nyaris tidak ada persoalan-persoalan masalah aqidah.


Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ( 11-13 H/ 632-634 M )

Khalifah Abu Bakar memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung sangat demokratis di muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah, memenuhi tata cara perundingan yang dikenal dunia modern saat ini. Kaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa, mereka mengajukan calon Sa’ad bin Ubadah. Kaum Muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan, mereka mengajukan Abu Ubaidah Ibn Jarrah. Sementara itu Ahlul Bait menginginkan agar Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah atas dasar kedudukannya dalam Islam, juga sebagai menantu dan karib Rasululloh. Hampir saja terjadi perpecahan. Melalui perdebatan dengan beradu argumentasi, akhirnya Abu Bakar disetujui oleh jama’ah kaum muslimin untuk menduduki jabatan khalifah.

Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar dihadapkan pada keadaan masyarakat sepeninggalan Rasululloh SAW. Meski terjadi perbedaan pendapat tentang tindakan yang akan dilakukan dalam menghadapi kesulitan yang tersebut, kelihatan kebesaran jiwa dan ketabahan batinnya. Seraya bersumpah dengan tegas beliau menyatakan akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari kebenaran ( orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat dan mengaku diri sebagai nabi ).

Kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasululloh, bersifat sentral, kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabatnya bermusyawarah.

Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al Hiyah pada tahun 634M. Ke Syiria dikirim ekspedisi dibawah pimpinan empat jendral yaitu Abu Ubaidilah, Amr bin ‘Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun.

Pada masa ini, kondisi masyarakat stabil, para pembangkang dan penyeleweng seperti orang murtad, para nabi palsu dan orang-orang yang enggan membayar zakat dapat diamankan.

Selain keadaan kaum muslim menjadi tentram, tidak khawatir lagi beribadah kepada Allah. Perkembangan dagang dan hubungan bersama kaum muslim yang berada diluar madinah keadaannya terkendali dan terjalin dengan baik. Selain itu, kemajuan yang lain adalah adanya pembukuan Al Qur’an.

Khalifah Umar bin Khattab ( 13-23 H/ 634-644 M )

Umar bin Khattab diangkat dan dipilih oleh para pemuka masyarakat dan disetujui oleh jama’ah kaum muslimin. Pada saat menderita sakit menjelang ajal tiba, Abu Bakar melihat situasi Negara masih labil dan pasukan yang sedang bertempur di medan perang tidak boleh terpecah belah akibat perbedaan keinginan tentang siapa yang akan menjadi calon penggantinya, beliau memilih Umar bin Khatab. Pilihan ini sudah dimintakan pendapat dan persetujuan pemuka masyarakat.

Pada masa kepemimpinan Umar bin Khatab, wilayah Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syiria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Karena perluasan daerah terjadi begitu cepat, Umar bin Khatab segera mengatur administrasi Negara dengan mencontoh administrasi pemerintahan, dengan diatur menjadi delapan wilayah provinsi yaitu Mekah, Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, Kufah dan ditertibkan system pembayaran gaji dan pajak tanah.

Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian juga jawatan pekerjaan umum. Khalifah Umar juga mendirikan baitul mall. Dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang dimasyarakat khalifah Umar selalu berkomunikasi dengan orang-orang yang memang dianggap mampu di bidangnya.

Diantara perkembangan pada masa Khalifah Umar bin Khatab adalah :
1.Pemberlakuan Ijtihad
2.Menghapuskan zakat bagi para muallaf
3.Menghapuskan hukum mut’ah
4.Lahirnya ilmu qira’at
5.Penyebaran ilmu Hadits
6.Menempa mata uang
7.Menciptakan tahun hijriah

Khalifah Ustman bin Affan ( 23-35 H/ 644-656 M )

Ustman bin Affan dipilih dan diangkat dari enam calon yang dipilih oleh khalifah Umar menjelang wafatnya karena pembenuhan. Keenam orang tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abd al Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Abdullah bin Umar. Beliau menunjuk enam orang calon pengganti yang menurutnya dan pengamatan mayoritas kaum muslim memang pantas menduduki jabatan khalifah. Oleh sejawan Islam mereka disebut Ahl al-Hall a al’aqd pertama dalam Islam. Merekalah yang bermusyawarah untuk menentukan siapa yang menjadi khalifah. Dalam pemilihan lewat perwakilan tersebut Ustman bin Affan memperoleh suara lebih banyak, yaitu 3 suara untuk Ali dan 4 suara untuk Ustman bin Affan.

Pemerintahan khalifah Ustman bin Affan mengalami masa kemakmuran dan berhasil dalam beberapa tahun pertama pemerintahannya. Beliau melanjutkan kenijakan-kebijakan khalifah Umar. Pada separuh terakhir masa pemerintahannya, muncul kekecewaan dan ketidakpuasan dikalangan masyarakat karena beliau mulai mengambil kebijakan yang berbeda dari sebelumnya. Ustman bin Affan mengangkat keluarganya ( bani Umayyah ) pada kedudukan yang tinggi. Beliau mengadakan penyempurnaan pembagian kekuasaan pemerintahan, Ustman bin Affan menekankan system kekuasaan pusat yang mengusai seluruh pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung dari keluarganya sendiri.

Sistem administrasi pemerintahan yang lebih condong nepotisme ini, menimbulkan  kekacauan politik, yang mencapai klimaks pada masa pemerinthan Ali bin abi Thalib, sehingga terjadi perang saudara dan mengakibatkan umat terpecah-pecah. Perpecahan politik ini menimbulkan akibat munculnya berbagai pemikiran teologi, sehingga berkembang perdebatan-perdebatan panjang dan menimbulkan berbagai paham dan penyimpangan-penyimpangan.

Diantara perkembangan yang ada pada masa khalifah Ustman bin Affan adalah :
1.Penaskahan Al Qur’an
2.Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
3.Didirikannya Masjid Al Atiq di utara benteng Babilon
4.Membangun pengadilan
5.Membentuk angkatan laut
6.Membentuk departemen ; Dewan Kemiliteran, Baitul Mall, jawatan pajak dan jawatan pengadilan.

Khalifah Ali bin Abi Thalib ( 35-40 H/ 656-661 M )

Ali bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan Negara di tengah-tengah kericuhan dan huru haraperpecahan akibat terbunuhnya Utsman bin Affan oleh pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jama’ah kaum muslimin di Madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan diangkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali bin Abi Thalib diangkat dan di baiat oleh masyarakat.

Dalam masa pemerintahannya, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah yang dikenal dengan perang jamal. Alasan mereka, Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Ustman dan mereka menuntut bela terhadap daerah Ustman yang telah ditumpahkan secara dhalim.

Bersamaan dengan itu, kebijakan-kebijakan Ali bin abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah. Yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Pertempuran ini dikenal dengan perang shiffin, perang ini diakhiri dengan tahkim ( arbitrase ), tapi ternyata tahkim tidak menyelesaikan masalah bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al Khawarij ( orang-orang yang keluar dari barisan Ali )

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah :
1.Terciptanya ilmu bahasa/ nahwu ( Aqidah Nahwiyah )
2.Berkembangnya ilmu Khatt al Qur’an
3.Berkembangnya sastra.

Demikianlah Aqidah pada Masa Sahabat, mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,, 

Monday 26 January 2015

Aqidah pada Masa Nabi Muhammad S.A.W

Aqidah pada Masa Nabi Muhammad S.A.W - Selamat siang, ketemu lagi di Berbagi Ilmu, berbagi ilmu kali ini akan share ilmu lagi loh, yaitu ilmu tentang Aqidah pada Masa Nabi Muhamnad S.A.W. sebelum mulai ke pembahasan, sedikit memberitahukan untuk updatetan sebelumnya adalah Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu lainnya. langsung saja kita menuju ke pembahasan kali ini, selamat membaca..!!!

Pada masa Nabi Muhammad SAW, umat Islam bersatu, mereka satu akidah, satu syariah dan satu akhlaqul karimah, kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat diatasi dengan wahyu dan tidak ada perselisihan diantara mereka.
Perkembangan Aqidah Pada masa Rasulullah SAW aqidah bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena masalahnya sangat jelas dan tidak terjadi perbedaan-perbedaan faham kalaupun terjadi langsung diterangkan oleh beliau. Makanya kita dapatkan keterangan para sahabat yg artinya berbunyi “Kita diberikan keimanan sebelum Al-Qur’an”.

Pada fase makkah beliau berhadapan dengan dua tantangan internal berupa pembinaan aqidah Islam terhadap para sahabatnya yang telah mengikuti seruan beliau, dan tantangan eksternal berupa perlawanan kelompok Musyrik Quraisy dan setelah di Madina, bertambah dengan tantangan dari ahli kitab, yang terdiri dari dua kelompok penganut agama Nasrani dan Yahudi.

Terhadap para sahabat yang telah mengikuti beliau, Nabi menanamkan satu corak ajaran aqidah sebagaimana yang diajarkan melalui wahyu, yaitu mempercayai ke-Tuhanan Allah yang maha Esa, ke-Rasulan Muhammad saw, besarta ajaran yang dibawanya yang beliau terima lewat wahyu, para malaikat yang memiliki tugas-tugas tertentu, serta kehidupan akhir berupa surge dan neraka beserta prosedurnya dan keyakinan akan adanya qadha dan qadar.

Disamping itu juga, para sahabat diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tidak terjadi perbedaan dan perdebatan, doktrin aqidah ini agar para sahabat dan pengikut Nabi SAW itu mentaati secara penuh terhadap semua ajaran yang dibawanya. Doktrin ini termaktub pada QS.al-Anfal : 46
Artinya :  Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Disamping itu, Allah juga memberikan contoh tentang umat-umat sebelumnya, yang bercerai berai karena perdebatan diantara mereka sendiri. Hal ini salah satunya diterangkan dalam surat Al Maidah ayat 14 yang artinya :
“Dan diantara orang-orang yang mengatakan “sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka melupakan sebagian dari peringatannya itu, sehingga kami timbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka sampai hari kiamat”.

Sejalan dengan dua dalil diatas, terlihat aqidah yang berkembang pada masa Nabi merupakan pelaksanaan norma-norma monopolitik, yaitu hanya satu bentuk ajaran tanpa perbedaan dan persanggahan dari para sahabat. Keadaan seperti ini tercipta karena rasa cinta dan kepercayaan penuh sahabat kepada Nabi juga karena doktrin dari kedua ayat diatas.

Ada beberapa penyimpangan aqidah pada zaman Rasulullah diantaranya adalah penyimpangan aqidah orang-orang Arab terdahulu dan setiap orang yang menyimpang dari ajaran nabi muhammad saw adalah disebut orang jahiliyah. Pada umumnya pengertian jahiliyyah yang beredar di masyarakat luas adalah keadaan orang-orang Arab sebelum Islam, karena mereka bodoh terhadap Tuhan, Rasul dan syari’at-syari’at-Nya serta mereka berbangga-bangga dengan keturunan, kebesaran dan lain sebagainya.
Beberapa penyimpangan aqidah yang terjadi itu selalu di tangani nabi sendiri dengan pertolongan Allah yaitu dengan memberikan pemahaman baik itu lewat sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan dengan mendahulukan kerabat terdekat.

Dibawah ini beberapa penyimpangan aqidah pada zaman Rasulullah :
1. Prasangka buruk juga termasuk keJahiliyyahan, sebagaimana firman Allah ketika kaum Musyrikin menang pada Perang Uhud.
Sebagian kaum Muslimin menyangka bahwa mereka tidak ditolong oleh Allah dan timbullah anggapan bahwa Islam telah berakhir bersamaan dengan kalahnya kaum Muslimin dari kaum Kuffar.
Artinya : Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah, mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". mereka Menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu;mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha mengetahui isi hati. (QS.Ali Imran : 154)
.
2. Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah SWT menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah SWT mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Walaupun demikian keadaannya, kepada para sahabat Nabi mengajarkan agar berpegang teguh pada ajaran dan bersikap netral kepada ahli kitab, tidak menyalahkan dan tidak membenarkan. Ajaran Nabi ini tergambar dalam hadits berikut ini :

لاثصدقوا اهل الكتاب ولاتكذبو هم وقولوا امنا بالله وما انزل الينا

Artinya
“Jangan kamu membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya. Dan katakanlah, kami telah beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami (Nabi)

Sikap lunak Rasulullah kepada ahli kitab ini, karena sistem kepercayaan yang mereka anut berasal dari Allah dan kitab suci yang dijadikan pedomanpun berasal dari Allah. Sementara kepada kaum Qurraisy Rasulullah mengajarkan kepada para sahabat untuk bersikap tegas dan keras, karena sistem kepercayaan mereka benar-benar salah dan harus diperbaiki. Sikap tegas ini, diperkuat dengan larangan Allah kepada umat Islam untuk tidak menjalin hubungan perkawinan dengan orang-orang musyrik, sedangkan dengan ahli kitab, Allah memperbolehkan dengan syarat wanita ahli kitab yang mereka ambil terjaga kesuciannya.

Demikianlah Aqidah pada Masa Nabi Muhammad S.A.W, mudah-mudahan bermanfaat, dapat menjadi refensi baru, dan tentunya menambah pengetahuan bagi kalian semua.. trimakasih kepada pengunjung setia Berbagi Ilmu,,